Liga Primer Inggris tak kenal libur Natal! Tradisi Boxing Day punya sejarah unik sejak abad ke-19. Dari hujan 66 gol tahun 1963 hingga rekor impresif Manchester United, simak fakta sejarah dan statistik tim paling jago saat periode ‘festive’ di sini.
Bagi penggemar sepakbola Liga Primer Inggris, periode akhir tahun adalah masa yang paling dinanti. Ketika liga-liga top Eropa lainnya seperti LaLiga, Bundesliga, dan Ligue 1 memilih untuk rehat sejenak menikmati libur musim dingin, Liga Primer justru tancap gas. Periode “Festive Fixtures” yang padat, terutama tradisi laga Boxing Day pada 26 Desember, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya sepakbola Inggris yang unik dan dicintai jutaan pasang mata di seluruh dunia.
Tradisi ini berakar kuat sejak akhir abad ke-19, ketika Boxing Day ditetapkan sebagai hari libur nasional pada 1871. Sepakbola kemudian menjadi hiburan utama bagi kelas pekerja yang ingin keluar rumah dan merayakan liburan bersama di tengah keterbatasan hiburan masa itu. Meski pertandingan tepat pada Hari Natal (25 Desember) telah dihapus sejak tahun 1965, semangat untuk menggelar pertandingan di sekitar hari raya tetap menyala hingga kini.
Namun, tradisi ini juga tidak lepas dari kritik terkait kelelahan pemain di era modern. Beberapa tahun terakhir, ada upaya penyesuaian jadwal agar lebih manusiawi bagi para atlet, termasuk penghapusan jadwal dua laga dalam waktu kurang dari 60 jam. Meski begitu, intensitas dan drama yang tersaji di lapangan hijau saat Natal tetap tak tergantikan dan menjadi ujian sesungguhnya bagi calon juara.
Unyil4D coba mengupas sejarah panjang di balik tradisi ini, membandingkannya dengan liga Eropa lain, serta menyajikan data statistik menarik. Tim mana yang paling jago saat Boxing Day? Siapa yang selalu sial? Dan apa saja momen paling gila yang pernah terjadi dalam sejarah sepakbola Inggris?

Asal-Usul Tradisi Sepakbola Natal
Sepakbola dan Natal di Inggris memiliki hubungan sejarah yang unik sejak era Victoria. Ketika Boxing Day resmi ditetapkan sebagai hari libur nasional pada 1871, para pekerja mendapatkan waktu istirahat yang langka selama dua hari berturut-turut. Dengan dibentuknya Football League pada 1888, periode ini dilihat sebagai kesempatan emas untuk memadatkan jadwal pertandingan demi menghibur massa yang sedang libur.
Selama hampir 70 tahun berikutnya, pertandingan sepakbola pada Hari Natal dan Boxing Day menjadi ritual wajib. Berbeda dengan masa kini di mana Natal identik dengan berkumpul di rumah, pada masa itu kelas pekerja lebih memilih keluar rumah untuk mencari hiburan karena kondisi tempat tinggal yang seringkali sempit. Stadion menjadi tempat berkumpul massal, dan klub-klub memanfaatkan momen ini untuk mendulang pendapatan tiket yang besar.
Namun, seiring berjalannya waktu dan meningkatnya standar hidup, tradisi bermain tepat di Hari Natal mulai pudar. Transportasi umum yang semakin terbatas dan perubahan budaya masyarakat yang lebih suka menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga menjadi penyebab utamanya. Pertandingan liga terakhir yang digelar tepat pada 25 Desember terjadi pada 1965, saat Blackpool mengalahkan Blackburn Rovers.
Meski laga pada Hari Natal ditiadakan, tradisi tersebut bergeser dan melekat kuat pada Boxing Day (26 Desember). Hari ini tetap menjadi salah satu tanggal paling keramat dalam kalender sepakbola Inggris, di mana stadion-stadion selalu penuh sesak. Warisan sejarah ini menjadikan Liga Primer satu-satunya liga top yang tetap sibuk saat dunia sedang berlibur.

Momen Gila Hujan Gol 1963
Jika ada satu hari yang mendefinisikan kegilaan Boxing Day, itu adalah 26 Desember 1963. Hari tersebut tercatat dalam sejarah sepakbola Inggris karena terciptanya rekor gol yang sulit dipercaya: 66 gol hanya dalam 10 pertandingan kasta tertinggi! Angka ini mencerminkan betapa terbukanya permainan dan mungkin efek “sisa pesta Natal” pada para pemain bertahan masa itu.
Skor-skor yang tercipta hari itu sangat mencolok dan legendaris. Fulham mencatatkan kemenangan sensasional 10-1 atas Ipswich Town, sementara Blackburn Rovers menghancurkan West Ham United 8-2 di kandang lawan. Di tempat lain, Burnley melumat Manchester United dengan skor telak 6-1, dan laga seru antara West Bromwich Albion dan Tottenham Hotspur berakhir imbang 4-4.
Yang lebih gila lagi dari fenomena ini adalah jadwal reverse fixture yang dimainkan hanya dua hari kemudian. Hampir semua tim kembali bertemu lawan yang sama, dan hasil yang terjadi justru berbalik 180 derajat. West Ham, Manchester United, dan Ipswich Town yang sebelumnya dibantai, berhasil membalas dendam dengan meraih kemenangan atas lawan yang sama, menunjukkan betapa fluktuatifnya performa di periode padat.
Hari itu tetap menjadi tolok ukur hiburan Boxing Day hingga kini. Meski sepakbola modern jauh lebih taktis dan pertahanan lebih terorganisir, harapan akan drama dan hujan gol selalu muncul setiap tanggal 26 Desember. Tabel di bawah ini merangkum kegilaan skor yang terjadi pada hari bersejarah tersebut.
Hasil Pertandingan Boxing Day 1963 (66 Gol)
| Pertandingan | Skor | Pertandingan | Skor |
| Blackpool vs Chelsea | 1-5 | Nott’m Forest vs Sheff Utd | 3-3 |
| Burnley vs Man Utd | 6-1 | Sheff Wed vs Bolton | 3-0 |
| Fulham vs Ipswich | 10-1 | West Brom vs Spurs | 4-4 |
| Leicester vs Everton | 2-0 | Wolves vs Aston Villa | 3-3 |
| Liverpool vs Stoke | 6-1 | West Ham vs Blackburn | 2-8 |

Raja dan Pecundang Boxing Day (Era Liga Primer)
Dalam era Liga Primer, Manchester United menasbihkan diri sebagai penguasa sejati Boxing Day. Statistik menunjukkan dominasi mutlak Setan Merah dengan persentase kemenangan tertinggi sebesar 75,9 persen (22 kemenangan dari 29 laga). Momen-momen ikonik seperti comeback dramatis 4-3 atas Newcastle pada 2012 menjadi bukti mental juara mereka di periode krusial ini.
Liverpool dan Arsenal menyusul di posisi berikutnya dengan rekor yang juga impresif. Liverpool mencatatkan persentase kemenangan 66,7 persen, sementara Arsenal di angka 64,0 persen. Konsistensi tim-tim besar ini di periode ‘festive’ seringkali menjadi kunci dalam perburuan gelar juara liga, karena kehilangan poin di saat tim lain juga bermain bisa berakibat fatal pada posisi klasemen.
Di sisi lain, tidak semua tim menikmati bermain sehari setelah Natal. Newcastle United memiliki rekor yang cukup memprihatinkan dengan menelan 16 kekalahan dari 26 pertandingan (hanya menang 23,1 persen). Begitu pula dengan Aston Villa yang seringkali menjadi lumbung poin bagi lawan mereka di tanggal ini, dengan 16 kekalahan dari 27 laga.
Bagi tim-tim dengan rekor buruk, Boxing Day seringkali menjadi momok menakutkan. Tekanan jadwal padat ditambah sejarah hasil minor bisa meruntuhkan moral pemain. Tabel di bawah ini menunjukkan statistik lengkap tim-tim Liga Primer (dengan minimal 5 laga) dalam sejarah Boxing Day.
Rekor Sepanjang Masa Boxing Day Era Premier League (Min. 5 Laga)
| Tim | Main | Menang | Seri | Kalah | Rasio Kemenangan (%) |
| Man Utd | 29 | 22 | 4 | 3 | 75,9% |
| Liverpool | 27 | 18 | 5 | 4 | 66,7% |
| Arsenal | 25 | 16 | 7 | 2 | 64,0% |
| Coventry | 8 | 5 | 2 | 1 | 62,5% |
| Spurs | 27 | 15 | 8 | 4 | 55,6% |
| Man City | 22 | 12 | 3 | 7 | 54,5% |
| Chelsea | 29 | 13 | 9 | 7 | 44,8% |
| Everton | 29 | 11 | 8 | 10 | 37,9% |
| Newcastle | 26 | 6 | 4 | 16 | 23,1% |
| Aston Villa | 27 | 5 | 6 | 16 | 18,5% |
Drama di Lapangan: Pidato Phil Brown 2008
Selain gol dan statistik, Boxing Day juga melahirkan momen manajerial yang tak terlupakan. Salah satu yang paling ikonik terjadi pada 2008 di kandang Manchester City. Saat itu, Hull City yang diasuh Phil Brown tertinggal telak 4-0 di babak pertama, sebuah performa yang membuat sang manajer murka luar biasa.
Alih-alih memberikan instruksi di ruang ganti yang hangat, Phil Brown memerintahkan seluruh pemainnya untuk tetap berada di lapangan saat jeda babak pertama. Ia mendudukkan mereka di dalam kotak penalti di depan ribuan penonton dan memberikan “ceramah” keras sambil menunjuk-nunjuk. Aksi ini disaksikan langsung oleh 4.000 suporter tandang Hull yang telah melakukan perjalanan jauh.
Brown beralasan bahwa para suporter tersebut layak mendapatkan penjelasan langsung atas performa memalukan timnya. “Saya pikir cuacanya bagus dan dingin, jadi saya ingin membuat anak-anak tetap sadar karena mereka terlihat sudah mati,” ujarnya kala itu. Ia merasa sulit memberikan permintaan maaf kepada fans jika hanya bersembunyi di ruang ganti.
Sayangnya, aksi teatrikal tersebut tidak banyak membantu mengubah hasil pertandingan. Manchester City tetap mendominasi dan akhirnya menang dengan skor 5-1. Namun, gambar Phil Brown dengan headset-nya memarahi pemain yang duduk bersila di rumput menjadi salah satu citra paling abadi dalam sejarah Boxing Day Liga Primer.

Evolusi Jadwal dan Kesejahteraan Pemain
Di balik gemerlap tradisi, isu kesejahteraan fisik pemain menjadi perhatian utama di era sepakbola modern yang serba cepat. Pihak penyelenggara liga menyadari bahwa jadwal yang terlalu padat bisa memicu cedera serius. Oleh karena itu, musim ini diterapkan aturan bahwa tidak ada klub yang boleh bermain dua kali dalam kurun waktu kurang dari 60 jam pada pekan-pekan krusial (matchday 17-20).
Perubahan juga terjadi pada struktur libur kompetisi. Jeda musim dingin (winter break) yang sempat diperkenalkan pada musim 2019/20, kini dihapus kembali menjelang musim 2024/25. Sebagai gantinya, para pemain diberikan waktu libur musim panas yang lebih panjang (83 hari) untuk pemulihan total sebelum musim dimulai.
Kebijakan ini membuat Inggris tetap unik dibandingkan liga-liga top Eropa lainnya. Musim ini, Prancis dan Jerman meliburkan liganya selama 17 hari, sementara Spanyol rehat selama 10 hari. Inggris, bersama Italia, menjadi liga besar yang tetap menggelar pertandingan kompetitif selama periode Natal dan Tahun Baru.
Penyesuaian jadwal ini adalah kompromi antara menjaga tradisi sejarah yang dicintai fans dan melindungi aset terbesar klub, yaitu para pemain. Meski jadwal Boxing Day musim ini sedikit berkurang karena pergeseran hari, jaminan telah diberikan bahwa musim depan akan ada lebih banyak laga seru tepat di tanggal 26 Desember, menjaga nyala api tradisi tetap hidup.
Jadwal Festive Fixtures Liga Primer 2025/26
| Tanggal | Jumlah Laga | Keterangan |
| 20-22 Des | 10 Laga | Matchweek Sebelum Natal |
| 23-25 Des | 0 Laga | Libur Natal |
| 26 Des | 1 Laga | Boxing Day Opener |
| 27 Des | 7 Laga | Lanjutan Boxing Day |
| 28 Des | 2 Laga | Lanjutan Boxing Day |
| 30 Des | 6 Laga | Laga Akhir Tahun |
| 1 Jan | 4 Laga | Tahun Baru |
| 3-4 Jan | 10 Laga | Awal Tahun |
SPESIAL PROMO UNYIL4D :
▶️ Bonus Deposit 10% up to 300.000 ini hanya berlaku untuk setiap member baru
▶️ Bonus Deposit Harian (Dapat Diklaim Setiap Hari)
▶️ Bonus Rollingan Slotgame 0.5%
▶️ Bonus Cashback 15% Tembak Ikan & Live Game (Bonus Diberikan Dengan Nominal Kekalahan Sebesar Rp 250.000)
▶️ Bonus Cashback Sportbook 5%
▶️ Bonus Referral Togel 1%
▶️ Bonus Referral Slot & Casino 0.1%
